Senin, 16 April 2012

PRIBADI MUSLIM

Al-Qur'an dan Sunnah
merupakan dua pusaka
Rasulullah Saw yang harus
selalu dirujuk oleh setiap
muslim dalam segala aspek
kehidupan. Satu dari sekian
aspek kehidupan yang amat
penting adalah pembentukan
dan pengembangan pribadi
muslim. Pribadi muslim yang
dikehendaki oleh Al- Qur'an
dan sunnah adalah pribadi
yang shaleh, pribadi yang
sikap, ucapan dan
tindakannya terwarnai oleh
nilai-nilai yang datang dari
Allah Swt.
Ada sepuluh profil atau ciri
khas yang harus lekat pada
pribadi muslim, yaitu:
1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul
aqidah) merupakan sesuatu
yang harus ada pada setiap
muslim. Dengan aqidah yang
bersih, seorang muslim akan
memiliki ikatan yang kuat
kepada Allah Swt dan dengan
ikatan yang kuat itu dia tidak
akan menyimpang dari jalan
dan ketentuan- ketentuan-Nya.
Dengan kebersihan dan
kemantapan aqidah, seorang
muslim akan menyerahkan
segala perbuatannya kepada
Allah sebagaimana firman-Nya
yang artinya:
'Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidup dan matiku,
semua bagi Allah Tuhan
semesta alam' (QS 6:162).
2. Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul
ibadah) merupakan salah satu
perintah Rasul Saw yang
penting, dalam satu haditsnya;
beliau menyatakan: 'shalatlah
kamu sebagaimana kamu
melihat aku shalat.' Dari
ungkapan ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan setiap
peribadatan haruslah merujuk
kepada sunnah Rasul Saw yang
berarti tidak boleh ada unsur
penambahan atau
pengurangan.
3. Matinul Khuluq
Akhlak yang kokoh (matinul
khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku
yang harus dimiliki oleh setiap
muslim, baik dalam
hubungannya kepada Allah
maupun dengan makhluk-
makhluk-Nya.
4. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul
jismi) merupakan salah satu
sisi pribadi muslim yang harus
ada. Kekuatan jasmani berarti
seorang muslim memiliki daya
tahan tubuh sehingga dapat
melaksanakan ajaran Islam
secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat,
puasa, zakat dan haji
merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan
dengan fisik yang sehat atau
kuat, apalagi perang di jalan
Allah dan bentuk-bentuk
perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan
jasmani harus mendapat
perhatian seorang muslim dan
pencegahan dari penyakit jauh
lebih utama daripada
pengobatan. Meskipun
demikian, sakit tetap kita
anggap sebagai sesuatu yang
wajar bila hal itu kadang-
kadang terjadi, dan jangan
sampai seorang muslim sakit-
sakitan. Karena kekuatan
jasmani juga termasuk yang
penting, maka Rasulullah Saw
bersabda yang artinya:
'Mu'min yang kuat lebih aku
cintai daripada mu'min yang
lemah' (HR. Muslim).
5. Mutsaqaful Fikri
Intelek dalam berpikir
(mutsaqqoful fikri)
merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang penting.
Karena itu salah satu sifat
Rasul adalah fatonah (cerdas)
dan Al-Qur'an banyak
mengungkap ayat-ayat yang
merangsang manusia untuk
berpikir, dalam firman Allah
yang artinya:
Mereka bertanya kepadamu
tentang, khamar dan judi.
Katakanlah: 'pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari
manfaatnya.' Dan mereka
bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan.
Katakanlah: 'Yang lebih dari
keperluan.' Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu
berpikir (QS 2:219).
6. Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu
(mujahadatun linafsihi)
merupakan salah satu
kepribadian yang harus ada
pada diri seorang muslim,
karena setiap manusia
memiliki kecenderungan pada
yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan
kecenderungan pada yang
baik dan menghindari yang
buruk amat menuntut adanya
kesungguhan dan
kesungguhan itu akan ada
manakala seseorang
berjuang dalam melawan
hawa nafsu.
Oleh karena itu hawa nafsu
yang ada pada setiap diri
manusia harus diupayakan
tunduk pada ajaran Islam,
Rasulullah Saw bersabda yang
artinya:
Tidak beriman seseorang dari
kamu sehingga ia menjadikan
hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (ajaran islam)
(HR. Hakim).
7. Haritsun 'ala Waqtihi
Pandai menjaga waktu
(harishun ala waqtihi)
merupakan faktor penting
bagi manusia. Hal ini karena
waktu itu sendiri mendapat
perhatian yang begitu besar
dari Allah dan Rasul-Nya. Allah
Swt banyak bersumpah di
dalam Al-Qur'an dengan
menyebut nama waktu seperti
wal fajri, wad dhuha, wal asri,
wallaili dan sebagainya. Allah
Swt memberikan waktu kepada
manusia dalam jumlah yang
sama setiap, Yakni 24 jam
sehari semalam.
Dari waktu yang 24 jam itu, ada
manusia yang beruntung dan
tak sedikit manusia yang rugi.
Karena itu tepat sebuah
semboyan yang menyatakan:
'Lebih baik kehilangan jam
daripada kehilangan waktu.'
Waktu merupakan sesuatu
yang cepat berlalu dan tidak
akan pernah kembali lagi. Oleh
karena itu setiap muslim amat
dituntut untuk memanaj
waktunya dengan baik,
sehingga waktu dapat berlalu
dengan penggunaan yang
efektif, tak ada yang sia-sia.
Maka diantara yang
disinggung oleh Nabi Saw
adalah memanfaatkan
momentum lima perkara
sebelum datang lima perkara,
yakni waktu hidup sebelum
mati, sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua, senggang
sebelum sibuk dan kaya
sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syu'unihi.
Teratur dalam suatu urusan
(munzhzhamun fi syuunihi)
termasuk kepribadian
seorang muslim yang
ditekankan oleh Al-Qur'an
maupun sunnah. Oleh karena
itu dalam hukum Islam, baik
yang terkait dengan masalah
ubudiyah maupun muamalah
harus diselesaikan dan
dilaksanakan dengan baik.
Ketika suatu urusan ditangani
secara bersama-sama, maka
diharuskan bekerjasama
dengan baik sehingga Allah
menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun 'alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha
sendiri atau yang juga disebut
dengan mandiri (qodirun alal
kasbi) merupakan ciri lain
yang harus ada pada seorang
muslim. Ini merupakan
sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran
dan berjuang
menegakkannya baru bisa
dilaksanakan manakala
seseorang memiliki
kemandirian, terutama dari
segi ekonomi.
10. Naafi'un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain
(nafi'un lighoirihi) merupakan
sebuah tuntutan kepada
setiap muslim. Manfaat yang
dimaksud tentu saja manfaat
yang baik sehingga dimanapun
dia berada, orang
disekitarnya merasakan
keberadaannya karena
bermanfaat besar.
Ini berarti setiap muslim itu
harus selalu berpikir,
mempersiapkan dirinya dan
berupaya semaksimal untuk
bisa bermanfaat dalam hal-hal
tertentu sehingga jangan
sampai seorang muslim itu
tidak bisa mengambil peran
yang baik dalam
masyarakatnya.
HR. Bukhari Muslim:
"Khoirunnas Anfa 'uhum
linnas", yang artinya: sebaik-
baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia
lainnya.
Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar