Minggu, 08 April 2012

Stres anak dan solusinya


Saat sedang banyak pikiran,
seorang dewasa kadang-kadang kita ingin
kembali ke masa kanak-kanak karena berpikir
pada masa itu seorang anak dapat bermain
dengan bebas tanpa perlu memikirkan keluarga,
keuangan, atau hal lainnya. Namun, seorang
anak yang masih polos pun juga bisa mengalami
frustasi dan stres. Bahkan beberapa penyakit
pada anak bisa jadi disebabkan karena reaksi
psikosomatik yang disebabkan karena stres.
Penyebab Stres Anak
Stres pada anak dapat terjadi pada berbagai
usia, bahkan sejak usia dini, sejak dalam
kandungan. Bila ibu yang mengandung
mengalami stres, janin yang ada dalam
kandungan juga akan merasakannya. Detak
jantung janin menjadi tidak teratur, sehingga
persediaan oksigen dan sari makanan
berkurang. Seiring pertambahan usia terutama
saat masa remaja, berbagai penyebab dapat
memicu stres pada anak, di antaranya adalah:
Makanan
Kurangnya kandungan gizi pada makanan dapat
menyebabkan pertumbuhan anak tidak optimal
dan suplai gizi yang diperlukan tubuh tidak
tercukupi sehingga dapat menimbulan stres.
Begitu juga, konsumsi makanan cepat saji yang
berlebihan, karena makanan tersebut memiliki
kandungan gula yang berlebih dan minim gizi
untuk tubuh.
Kurang tidur
Terlalu banyak bermain atau menonton televisi
membuat anak kekurangan jam tidurnya. Untuk
anak yang telah bersekolah, banyaknya tugas dari
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler atau kursus
yang berlebihan membuat anak kekurangan
waktu dan harus menghabiskan waktu untuk
menyelesaikan tugasnya sehingga jam tidur
berkurang. Kurang tidur dapat menyebabkan
emosi dan pikiran anak menjadi tidak stabil dan
rentan mengalami stres.
Lingkungan keluarga
Pertengkaran orang tua atau perceraian dapat
menyebabkan ketakutan pada anak. Hal ini wajar,
karena seorang anak sangat mendambakan
kasih sayang orang di sekelilingnya, terutama
orang tuanya untuk membuatnya merasa aman
dan terlindung.
Pola asuh orang tua
Secara umum, pola asuh orang tua terdiri dari 3
macam. Pertama, authoritarian di mana orang
tua bersikap otoriter, tidak memberi anak
kebebasan dan memaksa anak agar memenuhi
tuntutan orang tua bahkan menganiaya anaknya.
Kedua, permissive yaitu orang tua sangat
membebaskan anaknya walaupun seorang anak
belum dapat membuat keputusan dengan tepat
dan membiarkan kesalahan anak. Ketiga,
authoritative yaitu orang tua menentukan dengan
jelas konsekuensi dari setiap tindakan yang
diambil, mereka tidak mengekang anak secara
berlebihan juga tidak membebaskannya, tetapi
terus memberi perhatian pada anak dan
berusaha membentuk anak yang mandiri. Pola
authoritative ini yang paling baik untuk membentu
kepribadian anak. Stres dapat terjadi pada anak
apabila dia merasa tidak dapat memenuhi
tuntutan orang tuanya ataupun karena dia harus
mengalami konsekuensi buruk akibat kesalahan
keputusan yang diambilnya.
Tekanan dari teman
Dalam pergaulannya, seorang anak tidak ingin
berbeda dari anak-anak lain dari kelompoknya.
Perbedaan seorang anak, mungkin karena fisik
atau sifatnya dapat memancing ejekan dari
teman-temannya. Ini pula yang dapat
menyebabkan seorang anak merasa stres
karena merasa tidak dapat diterima oleh teman-
temannya.
Gejala Stres
Seorang anak yang stres dapat diidentifikasi
dengan memperhatikan tingkah lakunya. Reaksi-
reaksi psikosomatik, termasuk problem
pencernaan, sakit kepala, kelelahan, gangguan
tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin
merupakan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang
tidak beres. Tanda lainnya seperti sering
menangis, senang menyendiri, rewel, tidak mau
berangkat ke sekolah atau suatu tempat,
membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan
tempat bermainnya, penurunan nilai sekolah.
Bahkan stres juga dapat menyebabkan penyakit
fisik pada anak, misalnya merasa pusing, mual,
diare, kelumpuhan akibat depresi, atau penyakit
lainnya.
Apabila seorang anak mengalami sakit dalam
waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter
tidak ditemukan penyebab pastinya, maka tidak
ada salahnya bila Anda meminta bantuan seorang
psikolog, karena penyakit tersebut bisa saja
bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan
pada tubuh melainkan disebabkan pikiran anak
yang sedang stres.
Membantu Anak yang Mengalami
Stres
Sebagai manusia yang belum berpengalaman
dan kapasitas otak yang belum optimal, seorang
anak tidak memiliki kemampuan untuk mencari
solusi dari stres yang dideritanya sehingga perlu
mendapat bantuan dari orang dewasa untuk
dapat mengatasi kesulitannya sehingga stres
yang dialaminya tidak berkepanjangan.
Bila ada indikasi anak Anda mengalami stres,
hindari untuk merasa panik berlebihan karena
bila Anda panik maka Anda dapat pula menderita
stres sehingga tidak dapat membantu anak Anda.
Yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak
Anda adalah:
Perbaiki pola asuh Anda
Bila selama ini Anda cenderung otoriter atau
sebaliknya serba boleh, sebaiknya Anda
mengubah pola asuh Anda agar anak Anda tidak
merasa terbebani dengan tuntutan yang
berlebihan. Sebaliknya, berikan aturan yang
jelas, mengapa aturan tersebut diberikan dan
konsekuensi apabila peraturan dilanggar.
Jangan lupa untuk memberikan pujian jika anak
Anda bersikap positif, tetapi berikan teguran
atau disiplin apabila anak melakukan
pelanggaran serta penjelasan mengapa disiplin
diberikan dan bukan karena orang tua membenci
anaknya.
Jangan buat tuntutan yang
berlebihan
Orang tua menginginkan anaknya mencapai yang
terbaik, tetapi jangan tetapkan target yang tidak
dapat dicapai oleh anak. Jangan pula mengritik
atau membanding-bandingkan seorang anak
dengan orang lain. Terimalah seorang anak
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Jika seorang anak gagal mencapai tuntutan yang
Anda berikan, jangan menghukum atau
mengejeknya, tetapi bantulah anak agar dapat
menjadi lebih baik di kemudian hari. Kegagalan
yang dialami anak sekarang bukan berarti dia
tidak dapat menjadi lebih baik dan bukan berarti
akhir segalanya.
Buat kedekatan dengan anak
dan komunikasi yang terbuka
Kedekatan orang tua dengan anak akan
membantu seorang anak terbuka terhadap
orang tua dan leluasa menjadikan orang tua
sebagai tempat curhat. Anak dapat menceritakan
kejadian yang tidak menyenangkan yang
dialaminya saat di sekolah atau di luar rumah.
Orang tua, sebagai manusia yang lebih
berpengalaman dapat memberikan solusi yang
baik untuk anak atau mengambil tindakan yang
diperlukan agar kejadian tidak menyenangkan
dapat dihindari. Ini sangat baik dibandingkan jika
anak menceritakan permasalahannnya kepada
teman sebaya atau orang lain yang tidak tepat
yang dapat memberikan saran yang membuatnya
semakin terpuruk.
Ciptakan keluarga yang
harmonis
Hubungan ayah ibu yang harmonis, kedekatan
dengan kakak adik dan anggota keluarga lain
membuat anak merasa nyaman dan betah di
rumah, membantunya terhindar dari pergaulan
buruk yang dapat menimbulkan berbagai
masalah yang dapat membuat anak stres. Selain
itu, dengan keluarga harmonis dapat
menghindari terjadinya pertengkaran bahkan
perceraian yang akan mengganggu kestabilan
emosi anak.
Bentuk anak yang mandiri
Seorang anak pada saatnya harus menjadi
mandiri, karena tidak mungkin orang tua terus
menerus mengawasinya. Maka, bantu anak
dengan melatihnya untuk membuat keputusan
yang diperlukan. Misalnya, saat seorang anak
menanyakan apakah suatu tindakan boleh
dilakukan atau tidak, ajak anak berdiskusi apa hal
baik dan hal negatif yang akan terjadi jika anak
melakukan hal tersebut. Hal ini dapat membantu
anak jika suatu saat ia harus membuat keputusan
tanpa bantuan orang tua. Anak yang mandiri juga
akan lebih dpaat menyelesaikan masalahnya dan
menangani saat dia merasa tidak nyaman
sehingga mencegah anak mengalami stres.
Beri keleluasan yang wajar
untuk anak
Untuk hal-hal yang tidak terlalu prinsip, berikan
keleluasan pada anak. Misalnya dalam
menentukan kegiatan ekstrakurikuler atau
kursus yang akan diikutinya. Biarkan anak
menyalurkan hobinya sehingga anak tidak merasa
terkekang dan menikmati aktivitasnya.
Berikan makanan sehat dan
tidur cukup
Karena asupan gizi dapat mempengaruhi stres
anak, maka sajikan makanan yang bergizi untuk
Anda, jangan membiasakannya dengan makanan
cepat saji, soft drink, atau jajanan lain yang tidak
bergizi. Juga biasakan anak agar makan dengan
teratur dan tepat waktu. Sedangkan untuk
membantu anak cukup tidur, bantu anak agar
memiliki jadwal yang baik, tentukan kapan dia
boleh bermain, kapan harus mengerjakan tugas
dan jadwal lainnya sehingga anak memiliki waktu
untuk tidur siang dan tidak sampai harus tidur
larut malam untuk mengerjakan tugasnya.
Perhatian dan kasih sayang yang dari orang tua
tertutama yang dibutuhkan anak dan membantu
anak terhindar dari stres. Maka, terus dukung,
latih dan asuh anak Anda agar dia dapat
menikmati hari-harinya dengan ceria.
Sumber:
http://kumpulan.info/keluarga/anak/40-anak/206-stres-anak-dan-bantuan-mengatasinya.html
Published with Blogger-droid v2.0.4