Rabu, 11 April 2012

HHO (Hydrogen Booster): Pengalih Air ke Gas Sebagai Alternatif Hemat BBM Buatan ITS

HHO (Hydrogen Booster):
Pengalih Air ke Gas Sebagai
Alternatif Hemat BBM
Buatan ITS
Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono M.Eng.Sc., Kepala
Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan
Bakar di Jurusan Teknik Mesin FTI ITS,
mengembangkan “water to gas” (air dijadikan
gas) sebagai energi alternatif untuk menghemat
bahan bakar minyak (BBM).
“Saya sudah menelitinya sejak tahun 2007, bahkan
saya mulai memakainya sejak tahun 2009.
Alhamdulillah, alat HHO (Hydrogen Booster) yang
mengalihkan air ke gas itu mampu menghemat
solar atau bensin hingga 36 persen,” katanya,
Senin (9/4).
Menurut dia, alat HHO yang harganya Rp 800 ribu
dan belum diproduksi secara massal (masih
internal ITS), itu prinsipnya merupakan alat yang
memisahkan H2O menjadi H2 dan O secara
elektrolisa.
“H2 yang sudah dipisahkan dari O itulah yang akan
menghasilkan energi (gas) yang luar biasa bila
ada proses pembakaran di dekatnya,” paparnya.
Saat ini, ujar guru besar FTI ITS itu, “water to gas”
yang diriset itu sudah memasuki generasi ke-16,
namun riset akan terus dikembangkan, baik
konsep maupun alatnya.
“Alat HHO yang ada saat ini berupa tabung air
murni berukuran 15×20 centimeter. Satu cc air
murni akan habis untuk jarak 70 kilometer,
sehingga kalau satu liter air murni ya bisa untuk
jarak ribuan kilometer,” tuturnya.
Secara terpisah, Pembantu Rektor (PR) I ITS
Surabaya Prof Ir Herman Sasongko menegaskan
bahwa dirinya sebagai mantan Kepala Jurusan
Teknik Mesin FTI ITS sudah mencoba alat HHO
yang saat itu masih hemat 30 persen.
“Jadi, kalau pemerintah memang mau
mengembangkan alat itu untuk aplikasi di
masyarakat melalui tahapan produksi, saya kira
perlu riset lanjutan, bahkan kalau sudah dipakai
masyarakat pun masih perlu riset terus menerus
dan ITS siap untuk itu,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Prof Dr Widjajono
Partowidagdo dalam “Forum Group Discussion”
dengan Rektor ITS Prof Ir Triyogi Yuwono DEA,
alumni dan BEM ITS di Rektorat ITS Surabaya (5/4)
juga mengaku pernah memakai alat itu.
“Saya pernah memakai alat ‘water to gas’ itu dari
alumni ITS saat ada acara di Unas (Universitas
Nasional, Jakarta), ternyata hemat 30 persen
lebih dan kecepatan kendaraan juga bagus.
Karena itu, kalau harga BBM naik 30 persen ya
tentu tidak akan terasa, karena impas,” tukasnya.
Sumber:
http://indonesiaproud.wordpress.com/2012/04/10/hho-hydrogen-booster-pengalih-air-ke-gas-sebagai-alternatif-hemat-bbm-buatan-its/
Published with Blogger-droid v2.0.4